Ticker

6/recent/ticker-posts

Tips Cara Menulis Proposal Karya Tulis Ilmiah (1) - Menentukan Tema/Judul


Menulis suatu karya tulis ilmiah merupakan suatu kegiatan yang bagi sebagian besar orang membutuhkan usaha keras atau bahkan menjadi momok terutama bagi mahasiswa tingkat akhir. Kita semua tahu bahwa setiap jenjang pendidikan tinggi baik D3, S1, S2, ataupun S3 pasti di akhir masa kuliahnya diwajibkan untuk membuat karya tulis ilmiah, tentunya dengan tingkat kerumitan yang berbeda. Namun demikian, pada dasarnya semua tulisan ilmiah itu adalah sama. Setiap tulisan ilmiah pasti punya patern/pola dalam penulisanya atau bahkan cara untuk menggali ide hingga menjadi suatu tulisan ilmiah. Tidak banyak orang yang bisa mencari permasalahan dan melihat permasalahan untuk diangkat menjadi suatu tema penelitian dan kemudian ditulis menjadi karya tulis ilmiah. Tapi itu bisa disiasati dengan beberapa tips yang akan saya bagikan kali ini. 
Tips yang akan saya bagikan ini adalah tips untuk menyusun sebuah proposal karya tulis ilmiah. Tips ini merupakan hasil pemikiran pribadi yang mungkin terilhami dari banyak narasumber. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan untuk membuat suatu proposal karya tulis ilmiah diantaranya adalah 

  1. Menentukan Tema/Judul
  2. Melakukan Studi Literatur
  3. Mencari ketersediaan Alat dan Bahan
  4. Menyusun Naskah Proposal

Pertama, Penentuan tema atau judul KTI.

Karya tulis ilmiah sejatinya merupakan suatu tulisan yang berdasarkan atas hasil dari suatu penelitian jadi untuk menentukan judal/tema tentukan dulu penelitian apa yang akan dilakukan.
Penelitian atau istilah lainnya Riset merupakan kata saduran dari bahasa Inggris Research atau kalau saya boleh pecah menjadi “Re” “Search” yaitu Pencarian Kembali. Memang tidak ada suatu penelitian yang murni merupakan ide dari nol atau dari antah berantah. PAsti suatu penelitian merupakan hasil dari penelitian yang sudah ada. Maka dari itu kalau kita mau menulis proposal KTI jangan takut tidak ada judul untuk dijadikan penelitian.
Tips untuk mencari judul atau tema penelitian adalah dengan metode ATM (Amati, Tiru, Modifikasi). Cara ini cukup efektif kalau kita benar-benar mau menerapkannya.
Misalnyanya ada sebuah penelitian yang mengamati kandungan timbal dalam sebuah sampel lipstik di pasar tertentu. Untuk melakukan penelitian baru dari penelitian tersebut kita bisa menirunya serta melakukan modifikasi diantaranya mengganti logam yang akan diamati, lokasi tempat pengambilan sampel atau bahkan sampel selain lipstik yang berpotensi terdapat cemaran logam berat. Namun demikian, ada hal yang harus diperhatikan ketika ingin melakukan sebuah penelitian. Penelitian tersebut harus memenuhi beberapa syarat dibawah ini,

Syarat :
Rasional : berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal , sehingga terjangkau oleh penalaran manusia.
Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. 
Sistematis : proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis

Disamping itu, metode ATM ini sangat rawan untuk membuat kita terjebak dalam menulis proposal karya tulis ilmiah. Biasanya kalau kita menggunakan metode ini kita akan lebih sering terjebak untuk melakukan plagiasi atau "COPAS" tulisan orang lain untuk kita masukkan ke dalam tulisan kita. perlu diingat bahwa plagiarisme merupakan kesalahan terbesar yang dialami oleh penulis karya tulis ilmiah yang masih baru karena minimnya literasi untuk membuat kalimat dalam naskah.

Sekarang pertanyaan utamanya adalah bagaimana kita bisa mendapatkan tema atau judul KTI yang bagus?. Menurut saya tidak ada penelitian yang bagus atau jelek, karena yang lebih penting sebenarnya penelitian yang dilakukan itu benar-benar menjadi solusi permasalahan yang ada. Seperti yang kita ketahui penelitian itu sebenarnya adalah solusi yang disampai secara rasional, empiris dan sistematis untuk menyelesaikan "gap" atau kesenjangan yang memisahkan antara harapan dan kenyataaan. Jadi, penelitian yang bagus harusnya adalah wujud nyata penyelesaian masalah yang ada di kehidupan kita sehari-hari. Intinya adalah penelitian itu bermula dari sebuah permasalahan dan permasalahan terjadi akibat adanya kesenjangan.

Kesenjangan dapat kita jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari.

Kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Misalnya di suatu tempat pelayanan kefarmasian, pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan tidak maksimal sedangkan harapan pasien adalah pelayanan yang cepat dan tepat. Dalam kondisi ini terdapat adanya kesenjangan antara kenyataan pelayanan kesehatan dengan harapan pasien. Ada masalah yang harus dipecahkan dan pastinya ada banyak pertanyaan misalnya Mengapa itu bisa terjadi? Faktor apa yang mempengaruhi kondisi tersebut? Seberapa tinggi kesenjangannya? dan lain sebagainya. Dari pertanyaan tersebut sebenarnya bisa dikembangkan menjadi suatu rumusan masalah dan diangkat menjadi suatu penelitian.

Kesenjangan antara yang tersedia dengan yang dibutuhkan. Contoh yang paling gampang adalah "GO-JEK". Dulu orang di perkotaan besar seperti jakarta dan surabaya pasti akan dipusingkan dengan yang namanya macet. Salah satu cara mengatasi kemacetan adalah dengan ojek. Ada potensi kebutuhan ojek dikala itu, tapi untuk menggunakan ojek rasanya sangat susah karena tidak tersedia dengan cepat padahal mungkin disekitar kantor ada pangkalan ojek dan tukang ojeknya pun siap. Dari kasus ini muncul banyak pertanyaan juga. Apa yang bisa dilakukan untuk menjembatani antara tukang ojek dan pengguna ojek? Bagaimana caranya pengguna ojek dapat mendapatkan tukang ojek yang terpercaya dan aman? Berapa tarif yang ideal? dll. Mungkin permasalahan tersebut tidak dijadikan penelitian dan dijadikan karya tulis ilmiah, tapi saya yakin perlu pemikiran ilmiah untuk dapat memecahkan masalah tersebut karena tidak hanya mempertemukan tukang ojek dan pengguna ojek tapi juga tentang pengembangan bisnis digital dan terbukti sekarang hampir setiap hari kita menggunakan aplikasi "GO-JEK" tersebut. Oleh karena itu, suatu permasalahan apabila dikaji secara mendalam tidak hanya bisa kita jadikan karya tulis ilmiah, bahkan bisa mengubah hidup masyarakat sekitar kita.

Kesenjangan antara yang ada dan yang seharusnya. Contoh kesenjangan ini bisa kita lihat pada banyak fenomena. Kejadian terbaru yang terjadi di bidang farmasi misalnya, adanya temuan pengotor NDMA (N-Nitrosodimethylamine) pada ranitidin yang dapat memicu kanker. Seharusnya kandungan tersebut tidak ada dalam sediaan ranitidin yang kita tahu kurang lebih 20 tahun masyarakat kita sering menggunakan obat ini. Saya sendiri juga sering menggunakan ranitidin karena memang efektif untuk saya yang punya kondisi sakit lambung kronis. Adanya kandungan NDMA ini akan menimbulkan pertanyaan bagaimana NDMA itu bisa mencemari ranitidin? mengapa baru diketahui sekarang? berapa ambang batasnya? apa obat alternatif pengganti ranitidi? dan lain sebagainya. Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, tentu dapat dijadikan sebuah penelitian dan ditulis menjadi suatu karya tulis ilmiah.

Beberapa contoh kesenjangan di atas merupakan sedikit permasalahan yang dapat kita jumpai dalam kehidupan seharu-hari. Saya yakin masih banyak contoh kesenjangan yang bisa diangkat menjadi suatu permasalahan penelitian. Setelah permasalah tersebut ditemukan, tinggal kita olah menjadi sebuah judul yang menarik dan bisa segera kita susun sebagai proposal penelitan atau karya tulis ilmiah.

Sekian dulu, pembahasan tentang Tips Cara Menulis Karya Tulis Ilmiah yang pertama. Silahkan baca tips lainnya di link ini

Salam.

Post a Comment

0 Comments