Ticker

6/recent/ticker-posts

Bedanya Sodium Lauryl Sulphate dan Sodium Laureth Sulphate


Sumber gambar : laboratuar.com


Sodium lauryl sulphate (SLS) dan sodium laureth sulphate (SLES) adalah dua jenis surfaktan yang sering digunakan dalam produk kecantikan dan perawatan tubuh, seperti sampo, sabun, pasta gigi, dan lain-lain. Kedua bahan kimia ini memiliki fungsi yang sama, yaitu untuk membersihkan, menghasilkan busa, dan meningkatkan daya sebar produk. Namun, apakah ada perbedaan antara SLS dan SLES? Dan apakah keduanya aman untuk digunakan?


SLS adalah surfaktan anionik yang terbuat dari minyak kelapa atau minyak sawit. SLS memiliki rantai karbon yang pendek (12 atom), sehingga mudah larut dalam air dan memiliki daya bersih yang tinggi. Namun, SLS juga dapat menyebabkan iritasi pada kulit, mata, dan selaput lendir, terutama jika digunakan dalam konsentrasi tinggi atau dalam waktu lama. SLS juga dapat mengurangi kelembaban kulit dan rambut, sehingga membuatnya kering dan rapuh.


SLES adalah turunan dari SLS yang mengalami proses etoksilasi, yaitu penambahan gugus etilen oksida pada rantai karbon SLS. Proses ini membuat SLES memiliki rantai karbon yang lebih panjang (14-16 atom), sehingga kurang larut dalam air dan memiliki daya bersih yang lebih rendah. Namun, SLES juga lebih lembut dan tidak menyebabkan iritasi sebanyak SLS. SLES juga dapat menghasilkan busa yang lebih banyak dan lebih stabil daripada SLS.


Meskipun SLES lebih aman daripada SLS, ada beberapa risiko yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah kontaminasi dengan 1,4-dioxane, sebuah senyawa karsinogenik yang dapat terbentuk selama proses etoksilasi. 1,4-dioxane dapat menembus kulit dan berpotensi menyebabkan kanker. Selain itu, SLES juga dapat bereaksi dengan nitrat, sebuah bahan pengawet yang sering ditambahkan dalam produk kecantikan, dan membentuk nitrosamin, senyawa lain yang bersifat karsinogenik.


Oleh karena itu, sebaiknya kita memilih produk kecantikan dan perawatan tubuh yang tidak mengandung atau mengandung sedikit SLS dan SLES. Kita juga dapat mencari alternatif lain yang lebih alami dan ramah lingkungan, seperti surfaktan nabati atau surfaktan berbasis gula. Selain itu, kita juga harus membaca label produk dengan teliti dan menghindari produk yang mengandung 1,4-dioxane, nitrat, atau nitrosamin.


Post a Comment

0 Comments