Rhodamin B adalah salah satu bahan pewarna sintesis makanan yang dilarang penggunaannya di Indonesia utamanya sejak 1985 melalui Peraturan Menteri Kesehatan. WHO secara resmi juga telah mengumumkan bahwa zat tersebut berbahaya karena kandungan logam berat dan sifat kimiawinya.
Rhodamin B dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan, iritasi kulit, iritasi pada mata, iritasi pada saluran pencernaan, keracunan, gangguan hati/liver, dan yang paling serius adalah kanker hati. Belakangan juga terungkap bahwa bahan pewarna berbahaya ternyata dapat mempengaruhi fungsi otak termasuk gangguan perilaku pada anak sekolah.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menganalisis Rhodamin B dalam makanan, diantaranya adalah kromatografi lapis tipis (KLT) dan spektrofotometri UV-Vis. Pada analisa kualitatif dengan KLT, plat silica gel GF 254 digunakan dengan fase gerak campuran n-butanol : asam asetat : ammonia dengan perbandingan (10 : 4 : 5). Kemudian nilai Rf dari fluoresensi bercak di bawah sinar ultraviolet dihitung untuk mengidentifikasi senyawa Rhodamin B.
Sedangkan pada analisa kuantitatif dengan spektrofotometri UV-Vis, panjang gelombang maksimum yang digunakan adalah 548,5 nm. Absorban pada panjang gelombang tersebut diukur dengan alat spektrofotometer UV-visibel untuk menentukan kadar Rhodamin B.
Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi Rhodamin B dalam makanan. Pada analisa kualitatif dengan KLT, plat silica gel GF 254 digunakan sebagai fase diam dengan fase gerak campuran n-butanol : asam asetat : ammonia dengan perbandingan (10 : 4 : 5). Kemudian nilai Rf dari fluoresensi bercak di bawah sinar ultraviolet dihitung untuk mengidentifikasi senyawa Rhodamin B.
KLT adalah teknik kromatografi yang memisahkan senyawa berdasarkan perbedaan afinitas antara senyawa dengan fase diam dan fase gerak. Fase diam adalah lapisan tipis yang terdiri dari bahan adsorben yang diletakkan pada pelat datar. Fase gerak adalah pelarut yang mengalir melalui fase diam dan membawa senyawa yang akan dipisahkan. Senyawa yang memiliki afinitas lebih besar terhadap fase gerak akan bergerak lebih cepat daripada senyawa yang memiliki afinitas lebih besar terhadap fase diam.
0 Comments