Ticker

6/recent/ticker-posts

Transisi paud ke SD, Penting gak sih Calistung?

 


Halo, teman-teman! Apakah kalian sudah tahu tentang transisi paud ke SD? Transisi paud ke SD adalah proses di mana anak-anak berpindah dari perannya sebagai peserta didik paud, menjadi peserta didik SD. Transisi ini sangat penting untuk memastikan anak-anak mendapatkan pembelajaran yang tepat, menyenangkan, dan membangun kemampuan fondasi mereka sebagai pembelajar seumur hidup.


Namun, sayangnya masih banyak sekolah yang belum menerapkan transisi paud ke SD yang baik dan benar. Banyak sekolah yang masih melakukan tes calistung (baca, tulis, hitung) saat penerimaan peserta didik baru (PPDB). Padahal, tes calistung ini tidak sesuai dengan hak anak untuk mendapatkan pendidikan dasar yang wajib dan gratis. Selain itu, tes calistung juga tidak mencerminkan kemampuan literasi dan numerasi yang lebih luas dan komprehensif.


Sebagai informasi, saya dulu Calistung baru mulai kelas 1 SD dengan tema Keluarga Budi. Toh sekarang bisa baca tulis dan berhitung. 


Lalu, bagaimana seharusnya transisi paud ke SD yang ideal? Berdasarkan kebijakan dari Kemendikbudristek, ada tiga hal utama yang harus dilakukan oleh sekolah dalam transisi paud ke SD, yaitu:


1. Tidak ada tes calistung saat PPDB. Sekolah harus menerima semua anak tanpa syarat apapun. Sekolah harus menghargai latar belakang dan potensi anak dari berbagai macam pengalaman belajar di paud atau di luar paud.

2. Menerapkan masa perkenalan untuk peserta didik baru. Sekolah harus memberikan waktu bagi anak-anak untuk beradaptasi dengan lingkungan belajar baru di SD. Masa perkenalan ini bisa dilakukan selama maksimal 3 hari di awal tahun ajaran baru. Kegiatan perkenalan ini harus menyenangkan, interaktif, dan mengenalkan anak-anak dengan guru, teman sekelas, kurikulum, fasilitas, dan aturan sekolah.

3. Merancang kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan membangun kemampuan fondasi. Sekolah harus menyusun rencana pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan minat anak-anak. Kegiatan pembelajaran ini harus melibatkan anak-anak secara aktif, kreatif, kritis, dan kolaboratif. Kegiatan pembelajaran ini juga harus mengembangkan kemampuan fondasi anak-anak, yaitu kemampuan literasi (membaca, menulis, berbicara, mendengar), numerasi (berhitung, berpikir logis, menyelesaikan masalah), sosio-emosional (mengenal diri sendiri, menghargai orang lain, bekerja sama), dan digital (menggunakan teknologi informasi dan komunikasi).


Dengan semangat Merdeka Belajar Kurikulum Merdeka, Saya sangat setuju kalau Calistung ini tidak diajarkan terlalu dini di PAUD. Di sekolah dasar kelas 1 pun harus segera ditetapkan kurikulum yang kreatif berdasarkan potensi anak dan mengembangkan literasi mereka dengan cara yang meyenangkan. Disamping itu, Etika, Moral dan Sopan santun saya rasa sebaiknya juga menjadi pondasi untuk anak-anak SD kelas 1 tersebut, sehingga transisi dari paud ke SD serta pengembangan diri anak saat menempuh pendidikan dasar bisa lebih maksimal untuk masa depan anak kelak. Transisi paud ke SD adalah gerakan bersama untuk memberikan hak setiap anak untuk mendapatkan pembelajaran yang tepat dan menyenangkan di SD. Mari kita dukung gerakan ini dengan menjadi bagian dari komunitas pendidikan yang peduli dan bertanggung jawab. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kita semua. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!


Post a Comment

0 Comments