Ticker

6/recent/ticker-posts

Kuliah Farmasi Diajari Metode Titrasi : Apakah masih Relevan?

Mungkin bagi sebagian mahasiswa D3, Titrasi menjadi salah satu materi yang gampang-gampang susah. Gampang karena alatnya relatif sederhana, tapi susah karena reaksinya beberapa ada yang rumit, begitu juga perhitungannya.

Pada artikel ini, akan dibahas tentang apakah Metode Titrasi yang diajarkan diperkuliahan Prodi Farmasi masih relevan? Sebelumnya mari kita cari tahu dulu apa itu Metode Titrasi.

Titrasi adalah teknik laboratorium yang digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu larutan dengan menambahkan larutan standar yang diketahui konsentrasinya secara bertahap sampai reaksi kimia yang diinginkan mencapai titik akhir. Titik akhir ini ditandai oleh perubahan warna, perubahan pH, atau perubahan lain yang menunjukkan bahwa reaksi kimia telah selesai terjadi.

Titik akhir titrasi tergantung pada jenis titrasi dan indikator yang digunakan. Indikator adalah senyawa kimia yang akan mengalami perubahan warna ketika reaksi kimia mencapai titik akhir. Beberapa contoh jenis titrasi yang umum dilakukan adalah asam-basa, kompleksometri, oksidasi-reduksi, dan argentometri.

  1. Titrasi asam-basa digunakan untuk menentukan konsentrasi asam atau basa dalam suatu larutan dengan menggunakan larutan standar yang bertolak belakang. Indikator yang umum digunakan dalam titrasi asam-basa adalah fenolftalein, metil oranye, atau metil merah.
  2. Titrasi kompleksometri digunakan untuk menentukan konsentrasi ion logam dalam suatu larutan dengan menggunakan larutan standar yang dapat membentuk kompleks dengan ion logam tersebut. Indikator yang umum digunakan dalam titrasi kompleksometri adalah Eriochrome Black T atau Calcon.
  3. Titrasi oksidasi-reduksi digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu zat oksidator atau reduktor dalam suatu larutan. Larutan standar yang digunakan dalam titrasi oksidasi-reduksi adalah zat yang dapat berfungsi sebagai oksidator atau reduktor. Indikator yang umum digunakan dalam titrasi oksidasi-reduksi adalah permanganometri atau iodometri.
  4. Titrasi argentometri digunakan untuk menentukan konsentrasi ion klorida atau ion perak dalam suatu larutan. Larutan standar yang digunakan dalam titrasi argentometri adalah larutan perak nitrat. Indikator yang umum digunakan dalam titrasi argentometri adalah kromat.

Titrasi merupakan teknik yang penting dalam kimia analitik karena dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu zat yang tidak diketahui dengan akurat.

Lalu apakah Metode Titrasi itu masih Relevan untuk Analisis?

Ya, titrasi masih sangat relevan dalam dunia laboratorium dan kimia analitik saat ini. Titrasi masih digunakan untuk berbagai macam aplikasi dalam berbagai bidang, seperti industri makanan, farmasi, dan lingkungan.

Salah satu alasan mengapa titrasi masih relevan adalah karena keakuratan dan ketelitian yang tinggi dalam menentukan konsentrasi suatu zat. Dalam beberapa kasus, titrasi masih menjadi teknik yang lebih akurat dan presisi dibandingkan teknik analisis yang lain.

Selain itu, titrasi juga relatif mudah dilakukan dan tidak memerlukan peralatan yang mahal atau kompleks. Bahkan, teknik titrasi dapat dilakukan di laboratorium yang sederhana dengan peralatan standar seperti buret, erlenmeyer, dan pipet.

Meskipun telah ada banyak teknologi baru dalam analisis kimia, seperti kromatografi dan spektroskopi, titrasi masih menjadi teknik yang sangat berguna dalam menentukan konsentrasi zat. Oleh karena itu, titrasi tetap menjadi teknik yang penting dan relevan dalam laboratorium dan kimia analitik saat ini.

Titrasi masih dianggap sebagai teknik yang lebih akurat dan presisi dalam beberapa kasus karena memungkinkan penentuan konsentrasi yang tepat dengan kesalahan yang relatif kecil. Beberapa contoh kasusnya adalah sebagai berikut:

  1. Penentuan kadar vitamin C: Titrasi iodometri masih dianggap sebagai teknik terbaik untuk menentukan konsentrasi vitamin C dalam sampel. Vitamin C bereaksi dengan iodin dalam larutan asam dan menghasilkan asam dehidroaskorbat. Titik akhir iodometri ditandai dengan perubahan warna dari coklat ke kuning.
  2. Penentuan kadar asam lemak bebas: Titrasi asam-basa masih sering digunakan untuk menentukan kadar asam lemak bebas dalam minyak. Asam lemak bebas bereaksi dengan basa kuat seperti natrium hidroksida dan titik akhir ditandai oleh perubahan warna dari merah muda ke biru muda.
  3. Penentuan kadar logam: Titrasi kompleksometri masih digunakan untuk menentukan konsentrasi ion logam dalam sampel. Misalnya, EDTA digunakan sebagai larutan standar yang membentuk kompleks dengan ion logam. Titik akhir kompleksometri ditandai dengan perubahan warna indikator, seperti Eriochrome Black T.
  4. Penentuan kadar ion klorida: Titrasi argentometri masih digunakan untuk menentukan konsentrasi ion klorida dalam sampel. Larutan perak nitrat digunakan sebagai larutan standar dan titik akhir argentometri ditandai dengan perubahan warna kromat dari merah jambu ke kuning.

Dalam kasus-kasus tersebut, titrasi masih dianggap sebagai teknik yang lebih akurat dan presisi dibandingkan dengan teknik analisis lain seperti spektroskopi atau kromatografi. Oleh karena itu, titrasi tetap menjadi pilihan teknik analisis yang banyak digunakan di laboratorium dan industri.

Post a Comment

0 Comments